Kamis, 20 Oktober 2011

About Me-Amy



Assallamuallaikum. Wr. Wb
Perkenalkan..!!!
Namaku Yuni Cahayaning Utami, 
biasanya dipanggil Yuni atau Uni juga boleh.
Aku adalah mahasiswi Fakultas FISIP jurusan Komunikasi Semester 3 Di Universitas Singaperbangsa Karawang. 
Kata teman-teman dekatku, aku ini Suka ngomong atau cerewet gitu dch,  Rame sendiri, anaknya rempong dan pelupa.  Memang betul buanget, aku tch tipe orang yang tidak bisa diem dan suka bosan kalau ditempat sepi. Pokoknya rasanya ga nyaman kaya ada di kuburan.
Hal yang paling aku sukai itu bisa membuat orang lain tersenyum dan aku selalu bisa diandalkan.
Hobbyku buanyakkk buangett dch....!! :)
aku suka membaca, specialnya sch baca komik sama novel hehehehehehh. Aku juga suka sekali menonton drama atau film. Apalagi drama KOREA, ceritanya keren-keren dch..!! T-O-Banget…. Pokoknya nch kalau lagi liburan di bandung pasti mampir dulu beli kaset Korea di Kota kembang deket pasar Baru gitu. 
Mendengarkan music juga salah satu favoritku, Biasanya kalau Music yang paling aku suka dengarkan itu dari Ost drama Korea atau beberapa film barat yang aku tonton. Kalau film barat sch aku paling suka tipe yang Romantis seperti Film favoritku TWILIGHT.  EmzzJalan-jalan bareng teman-teman juga kesukaanku dan Hobbyku yang paling sering aku lakukan yaituuu TIDUR heheheheh 
Oh iyaa......
aku ini blasteran loh...!! JA-N-DA gitu..
maksudnya JAwa N' sunDA hehehehehehehehh 
Ayahku adalah orang asli Jawa Timur tepatnya di Pacitan, nch kalau Ibuku itu orang sunda yua pasti Bandung.
Aku lahir di Bekasi loh, ketika aku kelas 3SD aku baru pindah ke Karawang. 
Aku ini anak pertama dari 3 bersaudara.
Saudaraku semua perempuan, pastinya cuantik-cuantik kaya mamah. Jadi di rumah ayahku tu paling guanteng.

Senin, 17 Oktober 2011

4was Kum4n


Si Kuman Senang Bersarang 

di Dapur


TANPA disadari, banyak benda di dapur kita yang dijadikan kuman sebagai tempat favorit mereka. Mulai dari meja hingga tong sampah. Namun benda-benda apa saja di dapur yang paling banyak mengandung kuman, berikut empat di antaranya:

1. Tempat cuci piring
Piring dan gelas yang Anda tinggalkan di bak cuci piring bisa menjadi tempat bakteri berkembang biak. Setelah selesai mencuci piring pun bakteri akan bertahan di tempat tersebut. Membilasnya tak akan banyak membantu menyingkirkan kuman-kuman yang ada. 
Coba lap wastafel atau bak cuci piring dengan sabun dan air serta sedikit cairan pemutih. Tunggu selama 5 menit kemudian bilas dengan air panas.

2. Keran wastafel
Tangan kita mudah terkontaminasi berbagai bakteri hanya dengan menyentuh keran air di wastafel. Melap atau menyekanya setiap hari dengan cairan antibakteri bisa membantu, tapi supaya cairan itu bisa bertahan lama coba seka dengan tisu.

3. Spons
Masih di sekitar aktivitas mencuci piring, spons juga ternyata merupakan sarang favorit bakteri untuk berkembang biak. Bila kita menggunakan satu spons kotor, kuman akan dengan mudah terhantar ke tempat lain di dapur Anda. 
Pastikan untuk membersihkan spons setiap minggu dan membuangnya bila bentuk dan warna spon mulai pudar.
4. Saluran sumbatan
Saat Anda membersihkan sayur seperi bayam atau kol, kotoran hasil cucian yang tersumbat di saluran pembuangan bisa menjadi lokasi tepat bagi kuman. 
Maka itu, rajin-rajinlah juga membersihkannya dengan membasuhnya menggunakan air hangat.


Kepribadian Manusia


Abdul Fattah Rashid Hamid, Ph.D. seorang psikologi Muslim lulusan St. Louis University USA, dalam bukunya ”Pengenalan Diri dan Dambaan Spiritual ”  menyebutkan bahwa perjalanan setiap individu dalam menuju kesempurnaan kepribadiannya akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut :
· Kepribadian Tingkat 1 : An-Nafs al-Ammarah
Pada tingkat ini manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. Di tingkat ini iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenisnya, menjadi yang paling dominan.
· Kepribadia Tingkat II : An-Nafs al-Lawwamah
Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih binggung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subjek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.
· Kepribadian Tingkat III : An-Nafs al-Mulhima
Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat taqwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tapi ia selalu introspeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu zikir dan mengikuti sunah Nabi Muhammad saw.
· Kepribadian Tingkat IV : An-nafs al-Qana’ah
Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain. Ketinggalan ‘status’baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidakpuasaan atas segala sesuatuyang telah ditetapkan Allah menunjukkan keserahan dan ketidakmatangan pribadi. Pada tingkat ini, manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apapun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apapun.
· Kepribadian Tingkat V : An-Nafs al-Mut’mainnah
Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah swt. Ia tidak ingin mendapatkan “Pengakuan” dari masyarakat ataupun tentang tujuannya. Jiwanya telah tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.
· Kepribadian Tingkat VI : An-Nafs al-Radiyah
Ini adalah cirri tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah ridho padanya. Ia selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Allah. Ia menyadari bahwa islam adalah fitrah insane dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah : ….”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu”….”. Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terima kasihnya.
· Kepribadian Tingkat VII : An-Nafs al-Kamilah
Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna (al-insan al-kamil). Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang  sempurna tentang Allah. “Selubung dirinya” telah terbuka hanya mengikuti kasadaran ilahi. Nabi Muhammad saw adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia.

Kinds of Human


TIPE-TIPE MANUSIA

·  Tipe pertama “Pedagang”,

Melakukan sesuatu demi memperoleh imbalan yang menyenangkan. Termasuk dalam kategori ini adalah orang yang taat kepada Allah karena mengharapkan di akhirat kelak akan dimasukkan ke surga.
·  Tipe kedua “Budak”
Merupakan yang takut pada majikannya. Ia taat kepada Allah karena dorongan takut siksa neraka.
·  Tipe ketiga ”Orang Arif”
Orang yang beribadah bukan karena mengharapkan imbalan surgawi dan juga bukan karena takut neraka, melainkan sebagai ’balas jasa’ karena menyadari berapa besar anugerah Allah yang telah diterimanya. Dia tidak berani membangkang kepada Allah semata-mata karena merasa malu bahwa Allah telah memberikan yang terbaik untuknya. Tidaklah pantas baginya membangkang kepada perintah Allah yang telah memberinya anugerah yang tidak dapat dihitung banyaknya. Dengan demikian, segala tindakannya semata-mata karena tidak ingin Allah ”kecewa” kepadanya.
·  Tipe keempat ”Robot”
Orang yang melakukan ibadah secara otomatis tanpa pemikiran dan penghayatan. Dia sholat namun yang teringat adalah bisnis, kenikmatan duniawi, atau bahkan benda-benda kecil yang tidak bernilai.